Selasa, 26 Mei 2009

Limfoma maligna

LIMFOMA MALIGNA

adalah proliferasi neoplastik pada sistem retikuloendotelial dan sistem imun tubuh.
Gambaran klinis :
- pembesaran kelenjar linfe
- splenomegali
- hepatomegali
- kelainan sum-sum tulang
Bisa terjadi diluar sistem limfatik (ekstranodal) contoh saluran cerna, paru, kulit dan tulang
Limfoma ini sering dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik.
Jenis terapi Limfoma maligna :
- Radiasi
- Sitostatika
- Imunoterapi
2 bentuk Limfoma
1. Limfoma Hodgkin
2. Limfoma Non Hodgkin
LNH (Limfoma Non Hodgkin) sebenamya merupakan tumor jenis limfogen dimana tumor jenis ini biasanya cukup responsif terhadap kemoterapi. LNH ini biasanya bermanifestasi di regio servikal dan kelenjar limfe cicin Waldayer, dan timbul gambaran klinis adanya masa di orofaring atau di nasofaring.
Penelitian Limfoma Non Hodgkin dalam 25 tahun ini, tujuan utamanya adalah mendapatkan agen terapi baru yang lebih efektif dari pada terapi standar seperti CHOP (cyclophosphamide, doxorobicin dan vincristine dan prednisone). Terapi tersebut dianggap masih memiliki tingkat kekambuhannya 31,5 % sampai 56,8 % dimana Complete Response dan survival rate yang rendah. Pada saat ini sebagai first line treatment digunakan rituximab yang dikombinasi dengan CHOP. Rituximab ( suatu monoklonal antibodi/ antibodi anti CD20 ) yang bisa mengatasi kasus-kasus relaps LNH terhadap agen kemoterapi.
Rituximab diindikasikan untuk kasus-kasus lymphoma stadium III-IV yang mengalami kemo-resistensi. Rituximab adalah sejenis imunoterapi yang disarankan untuk kasus-kasus DLBCL ( Diffuse Large B Cell Lymphoma ) stadium II – IV. Pada LNH indolen rekuren Rituximab efektif memberikan Overall Respons Rate pada 50% pasien. Rituximab tersedia dalam sediaan cair yang nantinya dilarutkan pada infus. Dosis yang bisa diberikan 375mg/m2 tiap minggu pada hari ke- 1,8,15,22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar